Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hipertensi Menyerang Kaum Milenial, Apa Pemicunya?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi banyak diderita oleh orang tua. Tapi kini, penyakit ini menyerang orang yang lebih muda. Kaum milenial berpotensi menjadi sasaran utama hipertensi, salah satu pemicunya adalah stres.

Baca: Penderita Hipertensi Terus Meningkat, Jangan Lupa Cek Kesehatan

Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal yaitu 140/90mmHg. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam kurun waktu 2013-2018, prevalensi penyakit hipertensi generasi milenial naik dari 24,8 persen menjadi 34,1 persen.

Pada anak muda, penyebabnya beragam mulai dari gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik, pola makan, merokok serta meminum alkohol, sampai faktor psikososial seperti stres.

"Faktor psikososial juga dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. Enggak sabaran, emosian, ada masalah dengan teman-temannya, masalah dengan rekan kerja atau keluarga, itu kan memicu stres," ujar dr. Paskariatne Probo Dewi Yamin, SpJP dalam seminar "Waspada Hipertensi pada Generasi Milenial" di Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.

Sementara itu, dr. Adre Mayza SpS(K) menjelaskan hubungan antara hipertensi dengan stres dipicu karena jantung berdegub dengan cepat. Saat seseorang banyak pikiran atau resah, dia akan cemas. Di situlah denyut jantung menjadi tidak teratur sehingga tekanan darah menjadi tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Waktu dia stres dengan pemicu stresnya yang beragam, denyut jantungnya menjadi bertambah cepat dan tidak teratur," jelas dr. Adre.

Dr. Paskariatne menambahkan, stres juga bisa dipicu hal sederhana seperti kelalaian mengatur waktu. "Misalnya juga, ketika kita mau jadi pembicara, ternyata materi atau makalah belum beres. Kan pasti jadi stres, deg-degan. Makanya diperlukan yang namanya mengatur waktu dengan baik," kata dr. Paskariatne.

Untuk mengatasi stres agar tidak berujung pada hipertensi yang harus dilakukan adalah tidur dengan cukup, belajar teknik relaksasi, banyak sharing, mampu mengatur waktu dengan baik, menyayangi diri sendiri dan mintalah pertolongan bila diperlukan.

Baca: Hipertensi Paru, Apa Bedanya dengan Hipertensi Biasa?

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

3 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

4 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

7 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

7 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

11 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

12 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

12 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?